Archive for Maret 2016

Mengapa Koperasi Karyawan Kurang Berkembang

Seringkali dijumpai koperasi karyawan (Kopkar) yang kantornya hanya satu ruangan dengan satu atau dua orang staf. Atau Kopkar yang sudah sekian tahun tidak pernah membagikan SHU kepada anggotanya. Itu contoh yang dramatis mengenai betapa mirisnya Kopkar di Indonesia. Kebanyakan Kopkar, setelah sampai pada skala tertentu, ia berhenti berkembang. Ada Kopkar yang sudah puluhan tahun kantornya ya masih seperti itu saja, jumlah stafnya juga tidak mengalami perubahan siginifikan semenjak sepuluh tahun lalu. Jangan ditanya bagaimana tentang bisnis dan pengelolaannya, sama memprihatinkannya.

Stagnansi ini terjadi di kebanyakan Kopkar, mengapa demikian? Mengapa Kopkar tidak berkembang menjadi organisasi yang terus bertumbuh dengan skala yang makin hari makin besar, pengelolaan yang makin hari makin profesional, bisnis yang makin hari makin profitable. Disini saya mencoba mengutarakan tiga hal utama yang menjadi penyebab tidak berkembangnya Kopkar

1. Tidak punya rencana strategis yang jelas
Rencana strategis diantaranya terdiri dari visi, misi, nilai, tujuan, strategi. Apa yang hendak dicapai atau ingin menjadi koperasi seperti apa, hal tersebut dicantumkan dalam rencana strategis. Bagaimana Kopkar mau berkembang jika ia sendiri tidak tahu ingin kemana? Yang akhirnya Kopkar hanya bejalan berputar-putar disitu saja. Bagaimana Kopkar bisa menjadi organisasi yang kuat jika tidak punya nilai perusahaan yang dipegang teguh? Jadinya Kopkar hanya mengikuti arus saja, sialnya jika ada arus tsunami maka Kopkar ikut tergulung.

Rencana strategis juga tidak bisa disusun secara serampangan, asal ada, atau hanya sebagai prasyarat organisasi. Rencana strategis yang baik adalah yang sesuai keinginan pemegang kepentingan utama di koperasi, disusun secara seksama dan bersama-sama, dipahami dan dihayati, dan yang terpenting; dilaksanakan.

Menyusun rencana strategis yang baik tentu tidak mudah. Namun jika hal tersebut adalah vital maka kata sulit seharusnya tidak menjadi kendala. Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan.

2. Kurangnya perhatian dari pengurus
Masalah ke dua yang menghalangi Kopkar untuk berkembang adalah dari pengurus itu sendiri. Pengurus di Kopkar biasanya merangkap sebagai karyawan di perusahaan yang juga punya kesibukan. Tenaga, waktu dan pikiran yang dialokasikan untuk Kopkar terbatas, tidak jarang hanya sisa-sisa. Bagaimana mungkin organisasi yang besar bisa tumbuh dari sisa-sisa waktu, tenaga dan pikiran dari eksekutif tertingginya?

Oleh karena itu pengurus perlu mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran. Meskipun itu hanya beberapa jam dalam seminggu, namun dalam beberapa jam itu fokus memikirkan dan mengerjakan hal-hal yang sifatnya strategis bagi Kopkar. Biarkan persoalan operasional didelegasikan ke manajer, karenanya disinilah pentingnya merekrut manajer koperasi yang profesional, agar pengurus tidak lagi dipusingkan oleh hal-hal yang sifatnya teknis. Sehingga bisa lebih fokus berpikir mewujudkan visi misi koperasi.

3. Tidak memiliki tim manajemen yang profesional
Dengan keterbatasan waktu, pikiran dan tenaga pengurus. Tentunya Kopkar tidak bisa dikelola sendri oleh pengurus. Perlu adanya staf atau karyawan koperasi, saya pribadi lebih suka menyebutnya sebagai tim pengelola atau tim manajemen, mengapa? Karena orang-orang yang dipekerjakan koperasi untuk mengelola koperasi ini bukan orang-orang yang ‘diperintah baru kerja’, mereka seharusnya adalah orang-orang yang punya inisiatif, yang bisa menggerakkan roda operasional koperasi sehari-hari tanpa banyak perintah dari pengurus.

Dengan merekrut pengelola yang profesional, terutama manajer koperasinya, sekitar 80% tugas pengurus sudah terselesaikan.

Tentunya jika diteliti lebih jauh, ada banyak penyebab sekunder yang menyebabkan Kopkar tidak berkembang. Perlu diperhatikan diantara tiga penyebab utama diatas, saya tidak menyebutkan permodalan atau faktor keuangan sebagai penyebab stagnansi Kopkar. Keterbatasan keuangan merupakan permasalahan yang sifatnya  sekunder dan sementara. Jika tiga faktor diatas sudah sanggup diatasi, insyaallah permasalahan-permasalahan yang sifatnya sekunder dapat diatasi dengan lebih mudah.

Semoga bisa menjadi bahan renungan bagi pengurus dan pengelola koperasi.

Senin, 14 Maret 2016

Apa Manfaat Koperasi Karyawan bagi Karyawan

Apa sih untungnya masuk koperasi? Pasti itu pertanyaan yang pertama kali terpikirkan sebelum seorang karyawan memutuskan untuk menjadi anggota koperasi. Jawabannya relatif bagi masing-masing koperasi, tergantung besar kecilnya koperasi tersebut. Dalam tulisan ini secara khusus saya mengulas manfaat koperasi karyawan (Kopkar) bagi para anggotanya, dengan asumsi Kopkar tersebut adalah Kopkar yang dikelola dengan benar sehingga bisa memberikan manfaat yang optimal bagi anggotanya. Dalam artikel ini saya hanya menyampaikan tiga manfaat penting Kopkar bagi anggota, untuk manfaat-manfaat lain tentunya masih banyak, dan insyaallah akan saya tulis dalam artikel lainnya.

Manfaat Kopkar bagi karyawan antara lain :

1. Belajar berorganisasi, berbisnis, berdemokrasi, berkoperasi
Di perusahaan tempat Anda bekerja, Anda mungkin berprofesi sebagai buruh atau staf yang hanya menjalankan tugas-tugas klerikal atau mekanikal. Istilahnya pekerjaan yang ‘tidak memerlukan otak’, walaupun pekerjaan apapun juga perlu otak untuk menyelesaikannya. Di Kopkar, Anda yang diperusahaan menjabat sebagai karyawan biasa punya peluang untuk menjadi pengurus, sehingga bisa belajar bagaimana mengelola organisasi, belajar mengelola dinamika organisasi, belajar bagaimana mengelola suatu bisnis.

Bagi pengurus yang bagus, ia tidak hanya melibatkan segelintir anggota untuk diangkat sebagai pengurus. Ia akan melibatkan cukup banyak orang untuk dijadikan pengurus, agar anggota yang lain juga punya kesempatan belajar mengelola koperasi. Jika disinergikan dengan baik, maka lebih banyak kepala lebih bagus.

Justru kesempatan belajar ini merupakan keuntungan utama adanya Kopkar bagi karyawan, tentunya keuntungan ini hanya terasa bagi mereka yang masih punya semangat belajar.

2. Secara kolektif dapat membantu karyawan lain
Ketika bergabung menjadi anggota koperasi, hal terakhir yang seharusnya ada di pikiran Anda adalah meminjam. Jati diri koperasi tidak menganjurkan anggotanya untuk meminjam, terlebih untuk hal yang sifatnya konsumtif dan tidak menjadi kebutuhan dasar atau hal yang mendesak. Koperasi yang baik menggiatkan anggotanya untuk menyimpan, menabung, berinvestasi. Mengapa? Karena tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Cita-cita koperasi menghendaki agar anggotanya menjadi manusia yang lebih baik.

Dengan menyimpan, anggota turut membantu membesarkan modal koperasi, membantu kesediaan dana untuk dipinjam oleh anggota yang benar-benar membutuhkan, menjadi tabungan dan investasi bagi anggota itu sendiri.

Jadi keuntungan kedua bergabung dengan koperasi adalah karyawan secara kolektif melalui simpanannya dapat membantu karyawan lain yang benar-benar membutuhkan melalui pinjaman yang dikelola oleh koperasi. Jadi jangan dulu berpikir untuk meminjam ya! Kecuali memang benar-benar mendesak atau untuk sesuatu yang merupakan kebutuhan primer.

3. Mendapatkan keuntungan materil
Dua keuntungan yang sudah saya uraikan diatas merupakan keuntungan non materil, lalu mana keuntungan materilnya? Koperasi kan bukan badan sosial! Sabar... Koperasi mendidik kita untuk sabar. Pastinya koperasi yang baik dapat memberikan keuntungan materil bagi anggotanya. Mulai dari SHU, bingkisan hari raya, bonus akhir tahun, dan bentuk pembagian keuntungan lainnya. Mengapa keuntungan materil saya tempatkan dalam urutan terakhir? Karena keuntungan materil seharusnya menjadi hal terakhir yang menjadi alasan Anda bergabung dengan koperasi. Lho kok begitu? Sama saja berharap koperasi tidak untung dong! Sekali lagi sabar... tunggu penjelasan dari saya.

Bagi koperasi yang baik, keuntungan materil itu sudah given, pasti. Jadi, sudah pasti anggota mendapat SHU, berapapun itu. Kalau keuntungan materil yang menjadi sorotan utama anggota, maka bisa-bisa koperasi hanya menjadi sapi perah, diperas untuk mendapat profit yang sebesar-besarnya. Padahal tujuan koperasi yang lebih utama adalah pada pendidikan anggotanya, tidak melulu urusan duit.

Perlu saya tekankan lagi disini, berkoperasi itu lebih kepada pembangunan mental pribadi anggota dan membangun budaya sosial yang positif. Sedangkan keuntungan materil lebih bersifat sebagai efek samping. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi karyawan yang masih ragu bergabung dengan Kopkar.

Manfaat Koperasi Karyawan Bagi Perusahaan

Bagi Anda yang bekerja di pabrik atau di perusahaan tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Kopkar, singkatan dari Koperasi Karyawan. Selama ini kebanyakan kita mengenal Kopkar sebagai tempat ngutang atau toko dimana kita bisa bawa pulang barang baru bayar belakangan lewat potong gaji. Tentunya masih banyak lagi manfaat Kopkar bagi karyawan atau anggotanya. Namun dalam tulisan ini saya akan memaparkan beberapa manfaat Kopkar bagi perusahaan tempat ia bernaung.

Bagi perusahaan yang belum ada Kopkar di dalamnya, semoga tulisan ini dapat menjawab pertanyaan “Apa untungnya kalau di perusahaan ini ada Kopkar?”. Sedangkan bagi perusahaan yang sudah ada Kopkar di dalamnya, semoga tulisan ini juga dapat menjawab pertanyaan “Apa manfaatnya bagi perusahaan jika Kopkar maju?”

Inilah beberapa manfaat Kopkar bagi perusahaan :

1. Menambah penghasilan karyawan
Perusahaan manapun tentunya ingin karyawannya sejahtera, memberikan gaji, tunjangan, serta fasilitas yang lebih dibanding perusahaan lain. Sehingga karyawan fokus bekerja di perusahaan dan tidak lirik kanan kiri. Sayangnya beberapa perusahaan terkendala masalah keuangan untuk bisa memberikan karyawannya gaji yang lebih tinggi.

Kopkar setiap tahun membagikan SHU kepada anggotanya, yang merupakan karyawan perusahaan. SHU itu bisa dianggap sebagai penghasilan tambahan bagi karyawan. Sehingga jika perusahaan mendorong dan membantu Kopkar untuk berkembang sehingga SHUnya meningkat, maka secara tidak langsung perusahaan juga membantu meningkatkan tingkat penghasilan karyawan.

Tidak hanya itu, selain SHU banyak juga manfaat lain yang bisa diberikan Kopkar kepada anggotanya. Seperti fasilitas pinjaman kepemilikan rumah atau kepemilikan kendaraan bermotor; menjadi tempat berinvestasi; tempat belajar bisnis, dan lain sebagainya.

Lantas bagaimana caranya perusahaan dapat membantu Kopkar untuk berkembang? Untuk hal ini, akan saya bahas dalam tulisan saya berikutnya.

2. Menjadi mitra strategis perusahaan
Tentunya perusahaan memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang tidak bisa dipenuhi secara intern. Contohnya: mengelola toko dan kantin yang menjual kebutuhan sehari-hari karyawan; memberikan pinjaman uang kepada karyawan; mengelola parkir; mengelola kebersihan kantor (cleaning service); pengadaan ATK; pengadaan kebutuhan pantry, dan lain-lain. Hal-hal yang diperlukan namun bukan merupakan aktivitas inti perusahaan bisa di alih dayakan ke Kopkar. Sehingga perusahaan bisa fokus pada aktivitas inti yang merupakan core business perusahaan, tidak dipusingkan oleh hal-hal kecil.

Dengan adanya Kopkar sebagai mitra strategis, perusahaan tidak perlu terlalu khawatir karena manajemen Kopkar berada satu atap dengan perusahaan. Sehingga lebih mudah dalam hal koordinasi, komunikasi dan kontrol. Tinggal bagaimana caranya agar Kopkar ini dapat melayani kebutuhan-kebutuhan perusahaan secara memuaskan.

3. Menjadi supplier yang tidak profit oriented
Kalau dibilang koperasi itu profit oriented saya kurang setuju. Koperasi itu lebih kepada people oriented. Profit dibutuhkan sebatas menjamin keberlangsungan organisasi, meningkatkan pelayanan kepada anggota dan stakeholder, serta mengembangkan koperasi. Karenanya koperasi seharusnya dituntut untuk menjadi efisien sehingga tidak perlu mematok margin profit yang tinggi.

Dalam kasus Kopkar, perusahaan merupakan salah satu stakeholder utama selain anggota. Karena perusahaan lah tempat bernaung Kopkar, dan juga perusahaan cenderung memberikan fasilitas kepada Kopkar. Sehingga hubungan antara perusahaan dan Kopkar tidak sebatas provider-klien yang profit oriented. Ada hubungan yang jauh lebih dalam antara perusahaan dan Kopkar jika dibandingkan dengan supplier atau provider lain.

Kopkar dapat berlaku transparan kepada perusahaan mengenai berapa harga dasar dan profit margin yang diambil untuk suatu pengadaan barang atau jasa. Sehingga harga pengadaan barang dan jasa yang diadakan oleh Kopkar bisa kompetitif.

Demikian beberapa manfaat Kopkar bagi perusahaan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Apakah Pengurus Koperasi Karyawan Cukup 3 atau 5 Orang Saja?

Berapa banyak pengurus koperasi di koperasi karyawan saudara? Apakah tiga orang, lima orang, kemungkinan besar tidak lebih dari jumlah jari tangan. Itupun dari tiga atau lima orang tidak kesemuanya aktif, koperasi lebih banyak diurus oleh karyawannya daripada pengurusnya. Menurut pendapat saya perlu ada gebrakan baru di koperasi karyawan di Indonesia, yang tadinya kepengurusan sederhana terdiri dari ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara. Perlu diperluas menjadi bagian-bagian atau divisi-divisi. Seperti divisi promosi keanggotaan, divisi pengembangan sumber daya manusia, divisi pengembangan usaha, divisi pemberdayaan masyarakat sekitar, dan lain sebagainya.

Kalau begitu koperasi menjadi gemuk dong, tidak bisa bergerak cepat, sulit di kendalikan? Terlebih lagi banyak kepala akan lebih sulit lagi mengendalikannya, koordinasi jadi lebih rumit, belum lagi jika nanti ada perbedaan pendapat! Oke, saya akan jawab keberatan itu satu per satu.

Yang membuat organisasi itu bagus dan kuat bukan karena kurus atau gemuknya. Yang membuat organisasi itu kuat adalah kekompakannya, organisasi yang kurus jika tidak kompak bisa terpecah juga. Organisasi yang gemuk, jika kompak, justru memiliki energi yang luar biasa. Seperti tank yang kokoh yang sulit dihentikan. Lagi pula gemuknya koperasi karena banyak pengurus tidak membebani keuangan koperasi, karena toh mereka tidak digaji. Tetapi tetap diberi honor dan bagian SHU yang lebih besar dari mereka yang sekedar anggota, yang itu tidak memberatkan keuangan koperasi.

Apakah dengan banyak pengurus membuat koperasi tidak bergerak cepat? Menurut saya tidak juga, justru sebaliknya, banyak pengurus bisa membuat koperasi bergerak lebih cepat. Karena setiap bidang sudah ada penanggungjawab yang memikirkan hal tersebut. Jadi ketika suatu keputusan harus diambil, ketua pengurus tidak lantas memikirkan segala-galanya sendiri, yang membuat proses pengambilan keputusan lebih lama. Sudah ada ketua divisi atau kepala bagian yang sudah siap dengan informasi dan pertimbangan atas keputusan tersebut. Disini tentunya perlu ada kepercayaan yang tinggi dan pendelegasian wewenang yang cukup antara ketua pengurus dan ketua divisi.

Dengan banyaknya pengurus apakah kepengurusan menjadi sulit dikendalikan? Jawaban saya adalah tentu lebih sulit. Kalau begitu tidak perlu dong dong menambah banyak pengurus, kan jadi lebih sulit! Tunggu dulu, apakah ini kecenderungan kita, menghindari hal-hal yang sulit? Justru dalam hal-hal yang sulit itulah terletak peluang bertumbuh, berkembang. Dengan melakukan hal-hal yang sulit kita jadi bisa melakukan hal-hal yang tadinya kita tidak bisa. Dengan melakukan hal-hal yang sulit kita bisa menjawab tantangan. Mengendalikan banyak orang tentu lebih sulit dibandingkan mengendalikan sedikit orang. Justru yang menjadi tujuan koperasi adalah mendidik anggota, dengan ikut sertanya anggota menjadi pengurus maka itu sama saja dengan membuka peluang pendidikan bagi anggota. Kalau sesuatu hal memang perlu dilakukan, maka sulit bukanlah kendala.

Pengurus yang lebih banyak akan menyulitkan koordinasi, benarkah? Berat atau ringannya mengkoordinasikan orang tidak terletak pada banyak sedikitnya jumlah orang yang dikoordinir. Berat ringannya mengkoordinir orang terletak pada karakter orang yang dikoordinir. Jika karakter orangnya komunikatif, jujur, berpikiran dewasa, maka tidak sulit mengkoordinir orang-orang seperti itu, meski jumlahnya ratusan. Sebaliknya jika karakter orangnya keras kepala, cenderung punya kepentingan pribadi, kurang menghargai pendapat orang lain, maka jangankan puluhan, lima orang saja sudah membuat kepala mau pecah. Disinilah peran pendidikan koperasi, yaitu untuk mendidik karakter manusia-manusianya. Pilih orang-orang yang punya karakter baik dan mau dididik untuk menjadi pengurus.

Dengan banyak nya pengurus di koperasi karyawan maka akan lebih banyak lagi orang yang belajar cara mengurus koperasi, lebih banyak lagi anggota yang berperan aktif dalam memajukan koperasi, lebih banyak lagi anggota yang bisa belajar berorganisasi. Jikalau diperlukan dan dapat dikelola dengan baik, maka pengurus Kopkar bisa berjumlah puluhan yang terdiri dari beberapa divisi. Satu divisi terdiri dari ketua, wakil ketua dan anggota.

Semoga tulisan saya yang singkat ini bisa menjadi pencerahan bagi para pengurus di koperasi karyawan.

- Copyright © Konsultan Koperasi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -