- Back to Home »
- Cara Memasarkan Keanggotaan Koperasi yang Paling Efektif
Selasa, 03 Mei 2016
Yang dipasarkan di koperasi bukan hanya produknya yang berupa barang atau jasa. Tetapi koperasi juga perlu memasarkan keanggotaannya. Semakin banyak anggota, semakin besar potensi ekonomi koperasi. Semakin banyak anggota maka akan semakin banyak modal terkumpul, dan semakin banyak potential customer yang bertransaksi dengan koperasi. Karena koperasi bukanlah capital power, koperasi adalah people power. Seperti bola salju, pada awalnya sedikit, lama kelamaan seiring dengan bertambah ukurannya maka akan lebih mudah lagi untuk menambah jumlah anggota.
Lantas perlukah koperasi menugaskan tim khusus untuk tugas memasarkan keanggotaan ini? Seharusnya tidak perlu. Bila anggota merasakan manfaat dan kepuasan dari pelayanan koperasi, maka dengan sendirinya anggota yang akan mengajak orang lain untuk turut bergabung bersama koperasi. Isn't the best marketer is satisfied customer, isn't the best advertising is positive testimonies.
Tentunya hal tersebut hanya akan berlaku jika anggota dididik dengan baik. Yaitu pendidikan mengenai jati diri koperasi. Anggota perlu dididik untuk menyadari bahwa fungsi koperasi bukan untuk memperkaya dirinya, atau kelompoknya. Fungsi koperasi secara luas adalah untuk mensejahterakan masyarakat umum. Manakala anggota melihat dirinya sudah mampu disejahterakan oleh koperasi, maka ia akan mengajak orang lain yang dianggap belum sejahtera untuk turut pula disejahterakan oleh koperasi. Meskipun pada hakikatnya tidak ada yang mampu mensejahterakan kecuali Allah. Koperasi hanyalah jalan, alat, cara yang sampai dengan saat ini merupakan ikhtiar terbaik untuk memeratakan kesejahteraan masyarakat.
Tanpa membentuk tim pemasaran khusus, koperasi sudah punya tim pemasarannya sendiri, yaitu anggota. Hanya tiga hal yang perlu diperbuat supaya anggota mau memasarkan keanggotaan koperasi kepada pihak lain. Yaitu :
1. Melayani anggota dengan sebaik mungkin. Tidak mungkin pelanggan yang tidak puas merekomendasikan produk atau layanan yang ia pakai, bahkan malah sebaliknya. Pelanggan yang tidak puas selain berhenti memakai produk juga menasehati orang lain supaya tidak memakai produk yang sama. Anggota yang dilayani dengan tidak maksimal bisa secara sukarela, kapanpun keluar dari keanggotaan koperasi. Dan kesaksiannya bisa mencegah orang lain untuk turut bergabung menjadi anggota. Terus layani anggota Anda dengan tingkat pelayanan yang senantiasa diperbaiki. Bahkan kalau bisa jangan berhenti di level customer satisfaction, teruslah berusaha mencapai level customer loyality.
2. Beri insentif bagi anggota yang berhasil mengajak anggota baru. Koperasi bukan MLM yang meng-endorse anggotanya menarik anggota lain. Hal tersebut tidak diwajibkan dan bukan prasyarat bagi anggota untuk mendapat pelayanan dan insentif dari koperasi. Namun tetap penting untuk memberikan dorongan berupa insentif bagi anggota yang berpartisipasi membantu koperasi memperbesar skalanya. Bukankah dengan bertambahnya anggota, koperasi bisa memperbesar modal. Dan dengan memperbesar modal, koperasi bisa memperbesar skala usahanya.
3. Beri anggota pendidikan mengenai jati diri koperasi. Saat ini masih ada saja anggapan anggota koperasi yang sempit. Yang beranggapan bahwa semakin banyak anggota semakin kecil SHU per anggota, karena nilai pembaginya semakin besar. Menurut saya itu pemikiran yang sempit, picik dan egois. Yang tidak sesuai dengan prinsip koperasi, kepedulian terhadap komunitas. Ingin kaya boleh, yang tidak boleh ingin kaya sendiri. Ingin sejahtera boleh, yang tidak boleh menghalangi orang untuk sejahtera. Menghalangi orang lain untuk bergabung dengan koperasi, dalam bentuk aktif maupun pasif, sama saja menghalangi orang untuk disejahterakan oleh koperasi.
Kekuatan koperasi sejatinya bukan pada besarnya modal, tetapi pada besarnya anggota. Aset terpenting koperasi hakikatnya bukanlah uang, tetapi manusia-manusia di dalamnya. Keberhasilan koperasi bukanlah pada tingginya profit, tetapi pada kemampuannya mensejahterakan banyak orang.
RIZKI ARDI
Manajer Koperasi Mitra Bayah Gemilang
Sekjen Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia (AMKI)
www.konsultankoperasi.com
Lantas perlukah koperasi menugaskan tim khusus untuk tugas memasarkan keanggotaan ini? Seharusnya tidak perlu. Bila anggota merasakan manfaat dan kepuasan dari pelayanan koperasi, maka dengan sendirinya anggota yang akan mengajak orang lain untuk turut bergabung bersama koperasi. Isn't the best marketer is satisfied customer, isn't the best advertising is positive testimonies.
Tentunya hal tersebut hanya akan berlaku jika anggota dididik dengan baik. Yaitu pendidikan mengenai jati diri koperasi. Anggota perlu dididik untuk menyadari bahwa fungsi koperasi bukan untuk memperkaya dirinya, atau kelompoknya. Fungsi koperasi secara luas adalah untuk mensejahterakan masyarakat umum. Manakala anggota melihat dirinya sudah mampu disejahterakan oleh koperasi, maka ia akan mengajak orang lain yang dianggap belum sejahtera untuk turut pula disejahterakan oleh koperasi. Meskipun pada hakikatnya tidak ada yang mampu mensejahterakan kecuali Allah. Koperasi hanyalah jalan, alat, cara yang sampai dengan saat ini merupakan ikhtiar terbaik untuk memeratakan kesejahteraan masyarakat.
Tanpa membentuk tim pemasaran khusus, koperasi sudah punya tim pemasarannya sendiri, yaitu anggota. Hanya tiga hal yang perlu diperbuat supaya anggota mau memasarkan keanggotaan koperasi kepada pihak lain. Yaitu :
1. Melayani anggota dengan sebaik mungkin. Tidak mungkin pelanggan yang tidak puas merekomendasikan produk atau layanan yang ia pakai, bahkan malah sebaliknya. Pelanggan yang tidak puas selain berhenti memakai produk juga menasehati orang lain supaya tidak memakai produk yang sama. Anggota yang dilayani dengan tidak maksimal bisa secara sukarela, kapanpun keluar dari keanggotaan koperasi. Dan kesaksiannya bisa mencegah orang lain untuk turut bergabung menjadi anggota. Terus layani anggota Anda dengan tingkat pelayanan yang senantiasa diperbaiki. Bahkan kalau bisa jangan berhenti di level customer satisfaction, teruslah berusaha mencapai level customer loyality.
2. Beri insentif bagi anggota yang berhasil mengajak anggota baru. Koperasi bukan MLM yang meng-endorse anggotanya menarik anggota lain. Hal tersebut tidak diwajibkan dan bukan prasyarat bagi anggota untuk mendapat pelayanan dan insentif dari koperasi. Namun tetap penting untuk memberikan dorongan berupa insentif bagi anggota yang berpartisipasi membantu koperasi memperbesar skalanya. Bukankah dengan bertambahnya anggota, koperasi bisa memperbesar modal. Dan dengan memperbesar modal, koperasi bisa memperbesar skala usahanya.
3. Beri anggota pendidikan mengenai jati diri koperasi. Saat ini masih ada saja anggapan anggota koperasi yang sempit. Yang beranggapan bahwa semakin banyak anggota semakin kecil SHU per anggota, karena nilai pembaginya semakin besar. Menurut saya itu pemikiran yang sempit, picik dan egois. Yang tidak sesuai dengan prinsip koperasi, kepedulian terhadap komunitas. Ingin kaya boleh, yang tidak boleh ingin kaya sendiri. Ingin sejahtera boleh, yang tidak boleh menghalangi orang untuk sejahtera. Menghalangi orang lain untuk bergabung dengan koperasi, dalam bentuk aktif maupun pasif, sama saja menghalangi orang untuk disejahterakan oleh koperasi.
Kekuatan koperasi sejatinya bukan pada besarnya modal, tetapi pada besarnya anggota. Aset terpenting koperasi hakikatnya bukanlah uang, tetapi manusia-manusia di dalamnya. Keberhasilan koperasi bukanlah pada tingginya profit, tetapi pada kemampuannya mensejahterakan banyak orang.
RIZKI ARDI
Manajer Koperasi Mitra Bayah Gemilang
Sekjen Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia (AMKI)
www.konsultankoperasi.com