Senin, 02 November 2015

Coba deh Anda sekali-kali berkunjung ke Dinas Koperasi Kabupaten atau Kota setempat, atau ke Dekopinda. Orang dengan range umur berapa yang Anda temui disana? Saya berani jamin, 90% ke atas adalah orang-orang yang usianya 40 bahkan 50 tahun ke atas. Mengapa orang-orang yang ditugaskan untuk menjadi fasilitator dan katalisator gerakan koperasi adalah orang-orang tua. Kemana orang mudanya? Mungkin orang-orang mudanya sibuk mencari kerja dan berkarir di perusahaan swasta yang bisa menggaji mereka lebih baik. Bagi orang-orang muda, persepsinya terhadap koperasi adalah 'kerja di koperasi ga da duitnya', dan memang begitu kenyataannya. Kerja di koperasi saat ini memang tidak banyak duitnya. Tapi ada satu hal di koperasi yang lebih mahal dari uang, yaitu pengabdian.

Dalam tulisan ini saya tidak membahas mengenai 'yang muda', saya mau membahas 'yang tua'. Orang tua itu identik dengan lebih banyak pengalaman, lebih bijak, lebih matang. Dan beberapa orang tua memang seperti itu, juga ada yang tidak begitu. Orang tua juga identik dengan lamban, kolot, sulit belajar dan menerima hal baru. Ada sedikit orang tua yang masih cekatan, terbuka, dan masih mau banyak belajar mengenai hal-hal baru, tapi itu sedikit sekali. Lantas, orang-orang tua yang ada di Dinas Koperasi dan Dekopin itu orang tua yang seperti apa? Saya tidak bisa mengeneralisir, silakan Anda berkunjung, lihat, dan nilai sendiri. Kalau saya boleh mengkategorikan orang tua yang ada di Dinas Koperasi dan Dekopin, saya akan mengkategorikannya ke dalam dua kelompok. Pertama, mereka yang ada disana untuk mengabdi. Kedua, mereka yang ada disana karena terbuang.

Mereka yang ada untuk mengabdi
Adalah mereka yang punya banyak pengalaman dan tidak ragu membagi pengalamannya kepada orang yang lebih muda. Orang tua seperti ini banyak membimbing, berbagi ilmu, bercerita tentang pengalamannya. Berharap agar orang muda belajar dari pengalamannya, tidak jatuh pada kesalahan yang sama. Mereka sadar bahwa gerak mereka tidak secepat dulu, bahwa orang muda punya langkah yang lebih cepat dan panjang dibanding dirinya, karenanya mereka membiarkan orang muda memimpin dan berada di depan. Orang tua seperti ini tidak mempertahankan yang lama jika ada hal baru yang membuat segala sesuatunya lebih baik. Yang dipikirkan orang tua ini adalah bagaimana menghabiskan sisa usianya untuk mengabdi dan berbagi. Sadar bahwa masa kekuasaan dan zaman keemasannya sudah berakhir, dan karenanya tidak lagi punya hasrat untuk selalu dihormati, justru karakteristik itulah yang membuat mereka terhormat hingga akhir hayat. Berhadapan dengan orang tua yang seperti ini membuat kita berujar dalam hati 'Saya ingin menjadi seperti beliau ketika tua nanti'.

Mereka yang ada karena terbuang
Seringkali koperasi menjadi tempat buangan orang-orang yang sudah pensiun, atau mereka yang dinilai tidak punya kompetensi. Mereka ini adalah orang tua yang kerjanya lebih banyak mengeluh dan bergosip. Mengeluh menyalahkan pemerintah atau apapun di luar diri mereka atas masa tua mereka yang kurang sejahtera. Bergosip mengenai apapun yang ada di TV. Tidak banyak ilmu dan pengalaman yang bisa ditimba dari orang tua ini, karena memang mereka tidak punya banyak. Jangan coba-coba bertanya 'Karya terhebat apa yang pernah bapak/ibu hasilkan?' Karena itu hanya akan menyinggung mereka. Hawa yang terasa ketika berada di dekatnya adalah hawa negatif berikut kepulan asap rokok. Yang diceritakan biasanya adalah masa-masa kejayaan mereka dulu yang sebenarnya tidak seberapa. Kalau orang tua model ini memiliki jabatan, mereka sombong dengan jabatannya. Kalau tidak punya jabatan, mereka minder dan berkeluh kesah. Yang tersisa dari  orang tua seperti ini adalah kehampaan dan status quo. Sisi positifnya, bertemu dengan orang tua model ini kita jadi teringat untuk berdoa 'Ya Allah, jangan jadikan masa tua ku seperti ini'

Saya rindu orang tua yang tipe pertama dan ingin menjadi seperti itu kelak. Selama badan dan pikiran ini sehat insyaallah saya akan mengabdi untuk gerakan koperasi Indonesia.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Konsultan Koperasi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -