Kamis, 24 September 2015

Mengapa koperasi tumbuh subur di suatu daerah dan di daerah yang lain justru banyak yang berguguran? Apakah kultur masyarakat di suatu daerah berpengaruh terhadap perkembangan koperasi? Kultur seperti apa yang membuat koperasi bisa tumbuh subur?

Melalui tulisan ini saya mencoba menjawab pertanyaan diatas. Salah satu faktor yang  menjadi hambatan bagi perkembangan koperasi. Jawa Timur, merupakan provinsi dengan perkembangan koperasi yang paling baik. Banyak koperasi-koperasi besar tumbuh disana, seperti KJKS BMT UGT Sidogiri, Koperasi Warga Semen Gresik, KJKS BMT MMU Pasuruan. Sebaliknya di provinsi dimana saya tinggal, Banten, hanya ada sedikit koperasi besar yang ada. Terhitung hanya dua koperasi yang masuk 100 koperasi besar di Indonesia. Primkokas dan Koapgi. Orang jawa memang dikenal dengan budaya kolektivitasnya, gotong royong, peduli, empati. Kemungkinan besar hal itu yang membuat koperasi dapat tumbuh subur disana. Sedangkan di Banten, selama lebih dari 10 tahun disini, saya menilai kurang adanya budaya kolektivitas. Koperasi-koperasi besar yang tumbuh disini pun, sebagian besar anggotanya merupakan warga pendatang yang bekerja di daerah Banten.

Jadi kultur masyarakat di suatu daerah bisa sangat menentukan subur atau tidaknya koperasi di daerah tersebut. Jika masyarakat di suatu tempat sudah terbiasa bergotong royong, empati terhadap sesama, tidak mementingkan diri sendiri. Akan lebih mudah membangun koperasi di wilayah tersebut. Sebaliknya, budaya di suatu masyarakat yang lebih mementingkan kesuksesan individu dibanding kesuksesan bersama, maka akan sulit sekali koperasi berkembang disana.

Tujuan koperasi sendiri adalah mensejahterakan anggota dan masyarakat. Bukan mensejahterakan orang per orang atau golongan. Kalaupun anggota telah sejahtera, maka perlu diusahakan kesejahteraan bagi masyarakat yang lebih luas. Tidak lantas anggota sudah sejahtera, lalu dibuat kaya, padahal di samping-samping mereka masih ada masyarakat yang lebih membutuhkan. Masyarakat yang pola pikirnya saling berbagi adalah masyarakat yang potensial untuk didirikannya koperasi. Masyarakat seperti ini sudah menyadari bahwa kebahagiaan hidup tidak didapat hanya dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadinya saja. Bahwa kebahagiaan hidup yang lebih hakiki terletak juga pada upaya kita untuk memenuhi kebutuhan hidup orang lain.

Di masyarakat yang semangat perseorangnya tinggi, konsumtif, saling bersaing untuk menjadi yang lebih. Koperasi perlu usaha keras bahkan untuk dapat bertahan. Meski begitu bukan mustahil juga koperasi bisa tumbuh di lingkungan seperti itu. Jika pengurus dan anggota koperasi yang ada giat mensosialisasikan makna berkoperasi, manfaat dan tujuan koperasi, prinsip koperasi. Dalam hati nurani setiap orang sudah ditanamkan rasa ingin berbagi, rasa untuk tidak menang sendiri.

Karenanya berkoperasi itu mulia. Bukan hanya bertujuan menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Juga untuk menyadarkan masyarakat akan budaya kebersamaan, gotong royong dan saling peduli.

kontributor : Rizki Ardi

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

KONSULTASI GRATIS

Konsultasikan permasalahan di Koperasi Anda melalui email ke: rizkiardibachtiar@gmail.com

PERTANYAAN & SARAN

ARSIP ARTIKEL

- Copyright © Konsultan Koperasi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -