- Back to Home »
- Manajemen Koperasi , Pengurus Koperasi »
- Pengurus Koperasi yang Duduk Manis
Rabu, 02 September 2015
Tulisan ini adalah sambungan dari tulisan sebelumnya yang berjudul 'Jangan jadi pengurus koperasi yang ga ngurus'. Jika dua tulisan saya ini terkesan menyudutkan pengurus, itu adalah benar adanya. Mengapa? Karena bagi manajer koperasi, pengurus ini bisa menjadi musuh terberat, juga bisa menjadi sahabat dekat. Tipe pengurus yang menjadi musuh terberat adalah tipe pengurus yang ga ngurus dan duduk manis, seperti yang saya uraikan dalam dua tulisan saya ini. Oke, mengapa pengurus bisa menjadi musuh terberat bagi manajer koperasi?
Pertama, pengurus adalah atasan dari manajer koperasi. Pengurus bisa mengatakan tidak pada apapun yang diusulkan, diprogramkan, direncanakan, dan diformulasikan oleh manajer. Hal-hal yang sudah dipikirkan bahkan dikerjakan oleh manajer koperasi bisa dianulir oleh keputusan pengurus semata-mata karena pengurus punya hak untuk itu sebagai atasan.
Kedua, pengurus bisa mengakui hasil kerja manajer koperasi dan timnya sebagai hasil kerjanya di hadapan anggota. Karena yang berbicara dan bertanggung jawab di hadapan anggota adalah pengurus, terutama dalam rapat anggota. Saya sarankan kepada manajer koperasi yang telah bekerja dengan baik, sementara pengurusnya adalah seperti yang saya tulis diatas. Ambillah cuti di hari RAT. Karena Anda tentunya tidak mau mendengar hasil kerja Anda dipresentasikan oleh orang yang tinggal terima jadi.
Ketiga, pengurus cenderung kurang kompeten dibanding manajer koperasi. Karena kebanyakan pengurus dipillih atas popularitasnya bukan karena kompetensinya. Sedangkan manajer dipilih pasti karena kompetensinya. Dan akan menjadi berantakan ketika seseorang yang hanya bermodal populer (tapi inkompeten) mencoba mengarahkan orang yang kompeten.
Pengurus yang duduk manis punya beberapa modus operandi. Yang pertama sembunyi dibalik kedok kepercayaan dengan dalih 'saya sudah percaya dengan manajer, saya yakin koperasi dapat dikelola dengan baik olehnya'. Padahal yang terjadi, pengurus ogah untuk berpusing-pusing ria dan berletih-letih untuk mengurus Koperasi. Yang kedua, berargumen bahwa koperasi sudah diurus oleh yang lebih ahli, yaitu manajer. Jadi pengurus hanya mengawasi saja. Tapi bagaimana mungkin seseorang yang tidak ahli mengawasi orang yang ahli. Dan kata mengawasi ini seringkali menjadi sinonim dengan kata 'terima beres'. Yang ketiga, berdalih bahwa pengurus punya tugas diluar pengurus Koperasi. Oke, kalau pengurus juga punya jabatan sebagai karyawan di PT. Anu Itu, misalnya. Jadi apakah PT. Anu Itu memperbudak si pengurus sampai ia tidak punya waktu untuk mengurus koperasi. Soal waktu luang itu bukan soal kebetulan, tapi soal niat. Kalau menunggu waktu luang, bisa jadi itu tidak akan ada. Tapi kalau kita meluangkan waktu, pasti ada waktu yang bisa diluangkan.
Jadi, mengurus koperasi itu sebenarnya hanya soal niat. Dimana ada niat maka seribu jalan ditempuh, dimana tidak ada niat maka seribu alasan dicari. Semoga pengurus yang ditakdirkan Allah untuk membaca artikel ini, berdiri dari kursinya dan mulai melakukan pekerjaan riil untuk koperasinnya masing-masing. Bahkan jika koperasinya sudah dikelola oleh manajer sekalipun. Pengurus tetap harus berperan. Pengurus punya peran penting yang tidak akan bisa digantikan oleh manajer paling kompeten sekalipun.
Kontributor : Rizki Ardi
Apakah Anda dalam kesulitan keuangan? Apakah Anda perlu
BalasHapuspinjaman untuk memulai bisnis atau untuk membayar tagihan Anda?
Kami memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan bantuan dan kami memberikan pinjaman kepada perusahaan lokal, internasional dan juga pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%.
Terapkan Sekarang Via Email: kellywoodloanfirm@gmail.com
Terima kasih
Terima kasih dan Tuhan memberkati
Ibu Kelly