Kamis, 24 September 2015

Mengapa lebih banyak badan usaha berbentuk PT daripada koperasi? Mengapa lebih banyak PT yang maju dibanding koperasi? Jawabannya sederhana, karena mengelola PT lebih mudah dibanding mengelola koperasi. Sebenarnya ini adalah perkara yang telah diramalkan beberapa tahun setelah Indonesia merdeka oleh Bapak Koperasi Indonesia. Berikut kutipan pidato beliau :

"Saya seringkali memperingatkan bahwa lebih mudah mendirikan N.V. Daripada membangun koperasi. Untuk N. V yang perlu hanya mengumpulkan modal: pimpinan perusahaannya dapat diserahkan kepada orang lain yang berjiwa pertindak (ordernemer)."

Pada koperasi setiap anggota sebagai pemilik ikut serta bertanggung jawab, berpartisipasi aktif dalam membangun koperasi, tidak hanya menunggu pembagian profit koperasi di akhir tahun. Anggota tidak boleh masa bodo dengan koperasinya. Koperasi harus didukung oleh cita-cita sosial, yang tidak tumbuh dalam semalam, perlu waktu yang panjang untuk mendidik dan membina para anggotanya. Di koperasi yang diusahakan bukan hanya profit semata, bukan hanya bisnis, bisnis hanyalah jalan yang tak dapat dihindarkan oleh koperasi. Cita-cita koperasi yang paling utama adalah terwujudnya masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Apakah kemajuan dan keadilan semata-mata dapat dicapai dengan membesarkan keuntungan? Tidak. Masyarakat yang maju dan adil dicapai dengan pendidikan mental, pembinaan budi pekerti, disitulah fungsi koperasi. Itu mengapa salah satu prinsip koperasi adalah pendidikan perkoperasian. Bukan hanya pendidikan bagi orang-orang yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan koperasi, pengawas, pengurus, dan pengelola. Justru yang terpenting adalah pendidikan bagi anggota.

Coba Anda bandingkan dengan PT, pemegang saham sebagai pemilik menyerahkan sepenuhnya pengelolaan PT kepada jajaran direksi. Pemegang saham tinggal ongkang-ongkang kaki menunggu profit PT di akhir tahun. Pemegang saham tidak perlu memikirkan bagaimana orang-orang yang ada di dalam PT mempunyai mental yang baik, budi pekerti yang luhur. Pemegang saham tidak perlu dididik mengenai nilai dan prinsip. Kalaupun ada pendidikan dan aktivitas sosial di dalam PT, jika ditelusuri maksudnya kembali lagi untuk mencari profit yang sebesar-besarnya atau sekedar menggugurkan kewajiban. Mengelola PT jauh lebih sederhana dibanding mengelola koperasi. Prinsipnya triple P, profit, profit, profit. Kalaupun muncul triple P yang baru (people, planet, profit) itu pun baru populer belakangan ini, dan baru sebagian perusahaan yang menerapkan. Di koperasi, prinsip triple P inilah yang menjadi prinsip koperasi. Seandainya orang-orang hebat, para direktur berpengalaman yang selama ini berkecimpung di PT mau mengorbankan dirinya dibayar dengan gaji yang tidak fantastis untuk membangun koperasi, maka alangkah cepatnya koperasi Indonesia dapat dibangun.

Mendirikan PT atau membangun koperasi? Menjadi eksekutif senior di PT atau menjadi pengurus koperasi? Itu kembali pada pilihan masing-masing orang.

Bagi Anda yang memilih untuk memaksimalkan keuntungan pribadi, yang memilih untuk tidak repot.  Bagi Anda yang ingin dibayar dengan gaji besar. Lebih baik mendirikan PT, bekerja di PT, jangan pernah terpikir untuk membuat koperasi. Repot dan uangnya tidak banyak. Pamornya pun kurang.

Bagi Anda yang lebih suka berbagi, ingin agar orang lain ikut sejahtera, mau repot, bersedia dibayar seadanya. Koperasi adalah jalan yang tepat. Bersiap menghadapi banyak tantangan ke depan, bukan hanya tantangan bisnis, melainkan tantangan untuk mendidik mental dan budi pekerti para anggota. Hasil yang Anda dapatkan kelak tidaklah besar jika dilihat dari segi keuangan. Tapi tahukah Anda seberapa besar balasan yang Allah berikan untuk orang yang bersedia mengorbankan dirinya untuk orang banyak? Priceless.

kontributor : Rizki Ardi

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

KONSULTASI GRATIS

Konsultasikan permasalahan di Koperasi Anda melalui email ke: rizkiardibachtiar@gmail.com

PERTANYAAN & SARAN

ARSIP ARTIKEL

- Copyright © Konsultan Koperasi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -