Kamis, 24 September 2015

"Sudahkah tiap-tiap desa mempunyai lumbung padi? Sudahkah ada gilingan padi kecil dan modern pada tiap-tiap kecamatan? Sudahkah berkembang perternakan di kalangan rakyat dengan diimbangi oleh koperasi susu, koperasi telur dan lain-lainnya? Sudahkah terlaksana di mana kebun sayur dengan koperasinya? Sudahkah bangun dengan merata berbagai koperasi pertukangan dan kerajinan? Sampai di manakah hasil yang diperoleh dengan koperasi memberantas ijon dan lain-lainnya? Dan sudahkah rakyat kita mempunyai rumah sendiri?"

Tahukah Anda kapan dan oleh siapa pertanyaan itu dilontarkan? Pertanyaan itu dilontarkan 62 tahun yang lalu oleh Proklamator Kemerdekaan RI, Bung Hatta. Apakah pertanyaan tesebut sudah bisa kita jawab dengan jawaban 'Iya'? Saya rasa kita terlalu malu untuk memberikan jawabannya. Terlalu panjang alasan yang kita berikan setelah jawaban 'belum'.

Bahkan jawaban yang kita mampu berikan lebih pahit dibanding sebuah kata 'belum'. Sebagian kecil masyarakat Indonesia, memiliki rumah lebih dari satu, merenovasi rumah dengan kemewahan yang tidak perlu, memiliki kamar-kamar yang tidak pernah mereka tempati. Sementara sebagian besar masyarakat Indonesia belumlah punya rumah, masing ngontrak di petakan yang cuma satu kamar dengan beberapa orang anak, satu-satunya renovasi yang terpikir oleh mereka adalah memperbaiki atap yang bocor.

Bangsa kita memang tumbuh, sektor properti berkembang, tapi untuk siapa? Dari hari ke hari yang muncul ke permukaan lagi dan lagi hanyalah perumahan mewah, apartemen, kawasan elit. Siapa yang sanggup membeli itu semua? Mereka yang sudah punya rumah mewah di kawasan elit. Sebagian berkata 'Itu kan salah mereka, mereka tidak punya pendidikan, tidak bekerja keras, tidak menabung, tidak berinvestasi', sebagian besar yang berkata seperti itu bisa dipastikan mereka yang sudah punya rumah. Meskipun begitu, golongan yang belum punya rumah, apakah mereka tidak pantas dibantu?

Jalan keluarnya bukan hanya dengan mempermudah kepemilikan rumah bagi mereka yang belum punya. Jalan keluarnya adalah dengan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat banyak, memeratakan penghasilan, memberi akses kepada masyarakat terhadap kepemilikan di perusahaan-perusahaan. Memperbanyak koperasi sehingga pekerja tidak hanya mengandalkan gajinya sebagai buruh, tetapi juga mendapat fasilitas kepemilikan perumahan dari koperasi tempatnya bekerja. Bukan koperasi karyawan sebagaimana yang kita ketahui saat ini. Melainkan koperasi yang pekerjanya merangkap sebagai pemiliknya.

kontributor : Rizki Ardi

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Apakah Anda dalam kesulitan keuangan? Apakah Anda perlu
    pinjaman untuk memulai bisnis atau untuk membayar tagihan Anda?
    Kami memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan bantuan dan kami memberikan pinjaman kepada perusahaan lokal, internasional dan juga pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%.
    Terapkan Sekarang Via Email: kellywoodloanfirm@gmail.com
    Terima kasih
    Terima kasih dan Tuhan memberkati
    Ibu Kelly

    BalasHapus

KONSULTASI GRATIS

Konsultasikan permasalahan di Koperasi Anda melalui email ke: rizkiardibachtiar@gmail.com

PERTANYAAN & SARAN

ARSIP ARTIKEL

- Copyright © Konsultan Koperasi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -